Senin, 26 April 2010

Stroke

Otak merupakan salah satu organ penting dalam tubuh. Otak mengandung berjuta-juta sel saraf yang memiliki peranan dalam pengaturan kinerja tubuh. Ketika seseorang sedang berpikir, bernapas, berdenyut jantungnya, dan dalam keadaan sadar pun otak memiliki peranan dalam hal ini. Oleh karena itu, otak memerlukan aliran darah yang cukup guna memenuhi semua fungsi dan kinerjanya. Terhentinya aliran darah ke otak selama beberapa detik saja dapat menimbulkan kerusakan fatal di otak. Istilah stroke mengacu kepada setiap serangan pada otak secara mendadak yang terjadi akibat terhentinya aliran darah ke dalam otak.


Seberapa besarkah bahaya stroke ?
Stroke merupakan gangguan yang cukup berbahaya. Kematian akibat stroke menempati urutan ketiga paling banyak setelah penyakit jantung koroner dan kanker. Stroke bukanlah suatu penyakit yang timbul perlahan-lahan. Stroke terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan kelumpuhan tubuh untuk bergerak ataupun kematian mendadak. Sebagian besar stroke yang tertangani mengakibatkan kecacatan tubuh permanen dan gangguan kesehatan yang berat. Sehingga, stroke merupakan salah satu gangguan yang cukup berbahaya di masa sekarang ini.

Bagaimana ciri-ciri orang yang mengalami stroke?
Seseorang yang mengalami stroke memiliki ciri-ciri:
A. Ciri Utama
Kelemahan ataupun kelumpuhan untuk menggerakkan sebagian anggota tubuh secara mendadak. Jadi, seseorang yang mengalami stroke akan mengeluh salah satu sisi tubuhnya kaku secara tiba-tiba dan tidak bisa digerakkan.
B. Ciri Lain
1. Mengalami gangguan dalam berjalan, kehilangan keseimbangan dan koordinasi tubuh secara tiba-tiba.
2. Mengalami sakit kepala yang berat, pusing dan muntah
3. Tidak bisa ataupun mengalami gangguan dalam berbicara (rero)
4. Mengalami gangguan dalam melihat, membuka dan menutup mata. Bahkan terkadang mata seolah melirik ke satu arah dan tidak bisa digerakkan ke arah lain.
5. Tidak bisa ataupun mengalami kesulitan untuk menelan sesuatu
6. Mulut mencong dan wajah terlihat tidak sama antara sisi kanan dan kiri
7. Tidak bisa merasakan rangsangan dari luar tubuh. Misalnya bila tertusuk benda tajam, orang stroke tidak merasa sakit.

Siapakah yang berisiko terkena stroke?
1. Adanya riwayat keluarga yang mengalami stroke
Penelitian menunjukkan bahwa bila ada salah seorang anggota keluarga mengalami stroke, maka anak cucunya bisa berisiko mendapat stroke di kemudian hari. Sehingga, stroke termasuk kelainan keturunan. Namun, tidak serta merta adanya riwayat keluarga, seseorang pasti mendapat stroke karena stroke cenderung sangat dipengaruhi pola perilaku tidak sehat.
2. Usia
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa usia diatas 55 tahun lebih berisiko dua kali lipat untuk menderita stroke di kemudian hari. Meski stroke umumnya diderita pada usia tua, hal ini tidak memungkiri bahwa seseorang yang berusia kurang dari 65 tahun juga dapat menderita stroke.
3. Jenis kelamin
Pria lebih berisiko terkena stroke dibanding wanita. Penelitian menunjukkan bahwa pria 19% lebih berisiko terkena stroke
4. Penderita Hipertensi ( Tekanan Darah Tinggi )
Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan faktor penting terjadinya stroke di kemudian hari. Hipertensi yang tinggi dapat menimbulkan pecahnya pembuluh darah dalam otak sehingga otak kekurangan pasokan darah dan terjadilah stroke.
5. Orang dengan pola hidup tidak sehat.
Pola hidup tidak sehat ini dipengaruhi dengan konsumsi makanan yang kaya akan lemak, kolesterol jahat (LDL), kurangnya makanan berserat dan kurangnya aktivitas fisik terutama olahraga. Bila pola hidup ini tidak diubah, terdapat kecenderungan penumpukan kolesterol dalam pembuluh darah otak sehingga terjadi sumbatan dalam pembuluh. Bila sumbatan menetap maka akan timbul stroke akibat tidak tercukupinya darah mencapai sel-sel dalam otak.
6. Perokok
Beberapa penelitian membuktikan bahwa seorang perokok berat memiliki risiko besar mengalami stroke. Hal ini disebabkan oleh kandungan rokok yang dapat menyebabkan gangguan aliran darah ke dalam otak.
7. Menderita Penyakit Jantung Koroner
Pada penderita penyakit jantung, terdapat kecenderungan peningkatan kadar kolesterol jahat dalam tubuh (LDL) dan penurunan aliran darah ke tubuh sehingga kecenderungan mengalami stroke semakin besar.
8. Diabetes Mellitus (penyakit gula)
Penyakit diabetes yang tidak terkontrol, dapat mengakibatkan berbagai macam gangguan organ dalam tubuh baik terhadap jantung, otak, paru dan lain-lain. Kerusakan otak bisa berwujud pada stroke.
9. Penyalahgunaan alkohol dan obat

Pemeriksaan apa yang harus dilakukan untuk diagnosa stroke ?
Bila seseorang terkena gejala-gejala stroke, hendaknya langsung dibawa ke pusat pelayanan kesehatan seperti rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut serta mendapat penanganan segera. Bila pengobatan terlambat, maka dapat berujung pada kematian mendadak ataupun kerusakan permanen pada anggota tubuh. Untuk mendiagnosis stroke biasanya seseorang dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan :
1. CT scan, merupakan salah satu teknik pencitraan foto yang cepat dan relatif murah untuk kasus stroke
2. MRI, merupakan pemeriksaan yang lebih akurat dibanding CT scan, tetapi relatif lebih mahal
Untuk memperkuat diagnosis biasanya dilakukan pemeriksaan CT scan atau MRI. Kedua pemeriksaan tersebut juga bisa membantu menentukan penyebab pasti dari stroke.

Pengobatan Stroke
Sebagian besar kasus stroke terjadi secara mendadak, sangat cepat dan menyebabkan kerusakan otak dalam beberapa menit (completed stroke). Kemudian stroke menjadi bertambah buruk dalam beberapa jam sampai 1-2 hari akibat bertambah luasnya jaringan otak yang mati (stroke in evolution). Sehingga penanganan stroke harus dilakukan sesegera mungkin dengan diberikan oksigen dan dipasang infus untuk memasukkan cairan dan zat makanan. Pada stroke in evolution diberikan obat antikoagulan (seperti heparin), tetapi obat ini tidak diberikan jika telah terjadi completed stroke.
Sayangnya, sebagian besar penderita stroke baru datang ke rumah sakit 48-72 jam setelah terjadinya serangan. Bila demikian, tindakan yang perlu dilakukan adalah pemulihan. Tindakan pemulihan ini penting untuk mengurangi komplikasi akibat stroke dan berupaya mengembalikan keadaan penderita kembali normal seperti sebelum serangan stroke.
Upaya untuk memulihkan kondisi kesehatan penderita stroke sebaiknya dilakukan secepat mungkin, idealnya dimulai 4-5 hari setelah kondisi pasien pulih dari kondisi kritis. Tiap pasien membutuhkan penanganan yang berbeda-beda, tergantung dari kebutuhan pasien. Proses pemulihan ini membutuhkan waktu sekitar 6-12 bulan.

Bagaimana cara untuk mencegah terjadinya stroke ?
Stroke dapat dicegah dengan merubah gaya hidup. Pertama, dengan menjalankan perilaku hidup sehat sejak dini. Kedua, pengendalian faktor-faktor risiko secara optimal harus dijalankan. Ketiga, melakukan medical check up secara rutin dan berkala dan pasien harus mengenali tanda-tanda dini stroke. Berikut ini beberapa tips untuk mencegah datangnya penyakit stroke, yaitu:
1. Berhenti merokok sedini mungkin. Nikotin, karbon monoksida (CO) dan zat lainnya yang terkandung dalam rokok berpotensi menimbulkan kerusakan dinding pembuluh darah. Hal ini akan mempermudah kolesterol untuk melekat pada dinding pembuluh darah yang mengalami kerusakan sehinga membentuk plak.
2. Berolahraga secara teratur. Ketika melakukan aktivitas fisik, jantung akan berdenyut lebih cepat untuk meningkatkan jumlah darah yang kaya akan oksigen ke seluruh tubuh sehingga meningkatkan kadar kolesterol baik dan menurunkan LDL/kolesterol jahat. Selain itu berolahraga juga membantu mengurangi berat badan.
3. Perbaikan pola makan. Membatasi konsumsi daging, ikan atau unggas maksimal 150 gram per hari. Tingkatkan asupan makana tinggi serat, antara lain roti/sereal tinggi serat, sayuran serta buah-buahan.
4. Hindari stres yang berlebihan. Stres bisa mengakibatkan naiknya tekanan darah dan denyut jantung sehingga mempermudah kerusakan pada dinding pembuluh darah.
5. Hindari pola hidup tidak sehat. Pola hidup yang tidak sehat dapat memicu timbulnya penyakit diabetes, darah tinggi dan kolesterol tinggi serta kegemukan, faktor-faktor ini merupakan penyebab terjadinya penyakit jantung dan stroke.


Sumber :
Sylvia Anderson Price dan Lorraine McCarty Wilson. Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Huriwati Hartanto, dkk (eds). Edisi 6. Volume 2. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC
http://www.medicastore.com/stroke/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar