Senin, 26 April 2010

Sedang futurkah aku??

Saudariku... Pernahkah engkau merasa terhenti dalam beribadah padahal biasanya rajin? Pernahkah engkau merasa malas, berlambat-lambat, dan enggan menjalankan ibadah padahal biasanya giat, bersungguh-sungguh, dan penuh semangat?
Inilah penyakit yang dinamakan futur.

Sahabat ibnu Mas’ud radhiyallahu’anhu berkata: “Sungguh, seiring dengan berlalunya siang dan malam, ajal kalian akan selalu berkurang, amal kalian selalu dicatat dan terjaga, sedangkan kematian datang dengan tiba-tiba. Maka barangsiapa yang menanam suatu kebaikan, pasti ia akan memetik apa yang ia inginkan. Dan barangsiapa yang menanam kejelekan, maka pasti ia akan menuai penyesalan. Karena setiap yang menanam akan mendapatkan seperti yang ia tanam. Seseorang yang lamban dalam beramal tidak akan mendahului keberuntungannya, sedang orang yang antusias dalam beramal, juga tidak mendapatkan apa yang tidak ditakdirkan untuknya.”

Bila engkau berada dalam kondisi futur, tanyakanlah pada dirimu... sampai kapan keadaan ini akan terus berlangsung? Sampai kapan engkau meninggalkan ketaatan dan enggan dengan hal-hal yang dianjurkan syariat?

Wahai saudariku... Sadarlah dari angan-anganmu, bangkitlah dari tidur lelapmu, karena usia ini terbatas, sedangkan amalan yang harus kita laksanakan sebagai bekal di akhirat nanti banyak... Bila engkau ingin mendapatkan balasan yang baik tanpa beramal, maka engkau benar-benar telah tertipu.

Mari kita renungkan diri kita dengan penuh kejujuran... Apa yang kita inginkan? Sudahkah kita berupaya dengan sungguh-sungguh untuk meraihnya? Bila keridhoan Allah menjadi tujuan yang kita inginkan.. Sudahkah kita menjalankan amalan-amalan yang diinginkan Allah atas diri kita dengan benar-benar hanya keridhoan Allah sebagai tujuannya? Atau kita hanya bersemangat menjalankan amalan-amalan bila dilihat oleh manusia dan meninggalkan amalan itu bila tak seorang pun melihat kita padahal Allah mengetahui apa yang kita perbuat? Ingatlah wahai saudaraku.. “Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan” An-Nur:29

Saudariku... Janganlah engkau terlena dengan amalanmu yang telah lalu sehingga engkau mencukupkan diri dengan amalanmu itu. Dekatkanlah dirimu kepada Allah dengan segenap kemampuan yang engkau miliki. Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, "Lakukanlah [amalan] menurut kemampuanmu. Karena demi Allah, Allah tidak merasa bosan (dan dalam satu riwayat: karena sesungguhnya Allah tidak merasa bosan) sehingga kamu sendiri yang bosan. Amalan agama yang paling disukai-Nya ialah apa yang dilakukan oleh pelakunya secara kontinu (terus menerus / berkesinambungan)." (HR. Bukhari)

Wahai engkau yang mengharapkan kenikmatan di akhirat nanti.. masihkah engkau menunda-nunda amalanmu? Tidakkah ingin engkau segerakan memperbanyak amalan sebelum datangnya kematian yang tiba-tiba menjemputmu? Tidakkah ingin engkau menyesali dirimu sekarang dan segera bangkit sebelum datangnya hari dimana penyesalan tidak ada artinya? Masih seringkah engkau menyibukkan diri dengan sesuatu yang tidak berguna?

Wahai saudariku.. Janganlah engkau terhanyut dalam berbuat maksiat.. Dan janganlah engkau menikmati maksiat itu.. Ingatkah engkau bahwa selalu ada yang mengawasi kita? Ataukah engkau ingat namun tidak peduli..?

Saudariku.. Renungkanlah firman Allah Ta’ala... “Adapun orang yang melampaui batas, dan lebih mengutamakan kehidupan dunia, maka sesungguhnya nerakalah tempat tinggal (nya). Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya, maka sesungguhnya surgalah tempat tinggal (nya).” (An-Naziat: 37-41)
Marilah kita sering bermuhasabah.. berusaha mengenali dan menyadari apakah kita terserang penyakit futur.. berusahalah untuk segera memperbaiki diri.. mohonlah pertolongan kepada Allah dengan penuh kesungguhan.. dan jangan putus asa dari rahmatNya..

Wahai saudariku.. Allah ‘azza wa jalla memuji orang-orang yang beriman yang selalu berdoa kepada-Nya untuk meminta keteguhan iman ketika menghadapi ujian. Allah ‘azza wa jalla berfirman :“Dan berapa banyaknya nabi yang berperang bersama-sama mereka sejumlah besar dari pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak menjadi lemah karena bencana yang menimpa mereka di jalan Allah, dan tidak lesu dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang-orang sabar. Tidak ada do’a mereka selain ucapan: ‘Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan teguhkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir’. Karena itu Allah memberikan kepada mereka pahala di dunia dan pahala yang baik di akhirat. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” (Ali ‘Imran: 146-148)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar